Model atau Tiruan sebagai Media Pembelajaran

Dalam dunia pendidikan pastilah kita tidak akan lepas dari peran media dalam mendukung proses belajar dan pembelajaran. Dengan dukungan suatu media penyampaian materi atau informasi akan bejalan dengan semestinya. Begitu juga dengan peserta didik, mereka akan lebih tertarik dan ilmu akan terserap lebih mudah. Berbagai media telah digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran, seperti media visual diam, media visual diproyeksikan, media cetak, media audio, media audio visual, dan multimedia.
Alat peraga langsung atau media tiga dimensi merupakan salah satu komponen penentu efektivitas belajar. Alat peraga langsung mengubah materi ajar yang abstrak menjadi kongkrit dan realistik. Penyediaan perangkat alat peraga langsung merupakan bagian dari pemenuhan kebutuhan siswa belajar, sesuai dengan tipe siswa belajar.
Pembelajaran menggunakan alat peraga langsung dapat mengoptimalkan fungsi seluruh panca indra siswa sehingga meningkatkan efektivitas siswa belajar dengan cara mendengar, melihat, meraba, dan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Pelajaran tidak sekedar menerawang pada wilayah abstrak, melainkan sebagai proses empirik yang konkrit yang realistik serta menjadi bagian dari hidup yang tidak mudah dilupakan.
Tujuan penggunaan alat peraga langsung adalah untuk mendemonstrasikan konsep yang abstrak ke dalam bentuk visual. Dalam proses pembelajaran alat peraga berfungsi
• memecah rangkaian pembelajaran ceramah yang monoton
• Memperkuat minat siswa belajar.
• Pembelajaran menjadi tidak membosankan.
• memfokuskan perhatian siswa pada materi pelajaran secara kongkrit.
• melibatkan siswa dalam proses belajar sebagai rangkaian pengalaman nyata.
Penggunaan alat peraga menunjang prinsip pembelajaran yang efektif (http://www.columbia.edu/cu/tat/handout15.html, 2009) yang terkait pada upaya :
1. Meningkatkan motivasi siswa belajar karena peraga dapat merangsang tumbuhnya perhatian serta mengembangkan keterampilan
2. Peraga dapat memfokuskan perhatian siswa, pendidik dapat menggunakan peraga dengan melihat benda yang sesungguhnya di luar kelas atau dalam kelas
3. Menyajikan pembelajaran dengan memanfaatkan kehidupan nyata dalam rangka meningkatkan daya antusias siswa terhadap materi pelajaran
4. Alat peraga pembelajaran dapat mengubah guru sebagai transmisi yang berfungsi sebagai penghantar menjadi fasilitator, peraga membuat siswa lebih aktif.
5. Membuat seluruh momen dalam kelas hidup dan berubah dari waktu ke waktu, pendidikan dapat membangun pertanyaan dengan dukungan alat yang ada di tangan
6. Alat peraga langsung membuat siswa menjadi lebih aktif berpikir dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis karena siswa tidak sekedar mengingat dan mendengarkan, namun mengembangkan pikirannya dengan fakta
7. Alat peraga langsung lebih meningkatkan interaksi antar siswa dalam kelas sehingga transformasi belajar dapat berkembang dinamis
8. Dengan bantuan alat peraga langsung dapat meningkatkan daya monitor pendidik sehubungan dengan aktifitas siswa lebih mudah diamati
Penggunaan alat peraga memenuhi kebutuhan belajar sesuai gaya belajar siswa dalam satu kelas. Sebagaimana kita ketahui bahwa terdapat beberapa tipe siswa berdasarkan cara mereka memahami sesuatu. Ada siswa dengan gaya belajar visual, audio, atau kinestetik. Masing-masing memiliki kecenderungan untuk mengoptimalkan salah satu indera mereka dalam belajar sehingga memerlukan metode mengajar yang berbeda. Namun demikian, guru harus mampu untuk mengkombinasikan beragam metode pengajaran agar dapat mengakomodasi kebutuhan seluruh siswanya dalam belajar.

Media visual diam merupakan media penyaluran pesan dari pemberi ke penerima pesan, biasanya media ini disalurkan dalam bentuk tulisan, huruf-huruf, gambar-gambar dan simbol-simbol yang mengandung maksud tertentu dengan model
Media tiruan atau model merupakan media tiruan dari benda yang berbentuk tiga dimensi yang dibuat sedemikian rupa dalam bentuk dan tidak sama dalam hal-hal lainnya. Meski semua orang tahu, bahwa belajar melalui pengalaman langsung atau melalui benda sebenarnya mempunyai sejumlah keuntungan, perlu diketahui juga bahwa sejumlah keterbatasan dalam belajar akan teratasi dengan penggunaan model.
Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model dan boneka. Model adalah tiruan tiga dimensi dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil, terlalu mahal, terlalu jarang dan terlalu rumit untuk dibawa ke dalam kelas dalam wujud aslinya.
Model terdiri dari 6 jenis yaitu
1. Model Padat (solid model)
Suatu model biasanya memperlihatkan bagian permukaan luas dari objek dan sering kali membuang bagian- bagian yang membingungkan gagasan- gagasan utamanya dari bentuk, warna, dan susunannya.
Contoh : rumah adat, boneka
2. Model Penampang (eutaway model)
Memperlihatkan bagaimana sebuah objek itu tampak. Apabila bagian permukaannya diangkat untuk mengetahui susunan dalamnya. Kadang-kadang model ini disebut dengan nama X-Ray atau Crossection yaitu model penampang memotong. Model seperti ini sangat cocok dipergunakan untuk pelajaran biologi, Karena fungsinya dapat menggantikan objek yang sesungguhnya. Selain itu model penampang dapat memperjelas objek yang sebenarnya karena dapat diperbesar maupun diperkecil. Yang perlu diperhatikan dalam membuat model penampang ini adalah hanya bagian-bagian terpenting yang harus ditonjolkan, biasanya diberi warna kontras, sedangkan rincian yang tidak terlalu penting dihilangkan
Contoh :
Lapisan tanah : permukaan tanah, erosi, delta, jenis bukit, dll.
Bentuk boneka : replica manusia dalam wujud benda mati yang menggunakan pakaian adat, pakaian prajurit, pakaian bersejrah.
Anatomi manusia dan binatang : tongkorak
Bentuk geometri : kerucut, tabung

3. Model Susun (build-up model)
Model susun terdiri dari beberapa bagian objek yang lengkap, atau sedikitnya suatu bagian dari objek itu.
Contoh : Torso, membantu dalam dua hal
Pertama, guru menggunakannya untuk menunjukkan posisi setiap organ tubuh saat mengajar lalu murid mengulang kembali apa yang sudah diajarkan gurunya.
Kedua, untuk mengerjakan hal tersebut, sebelumnya seluruh bagian dari torso tersebut dipisahkan, kemudian siswa menyebutkan masing-masing bagian tersebut lalu meletakkan atau menyusun torso tersebut menjadi bentuk semula.

4. Model Kerja ( working model)
Model kerja adalah tiruan dari suatu objek yang memperlihatkan bagian luar dari objek aslidan mempunyai beberapa bagian dari benda yang sesungguhnya.
Contoh :
Alat – alat matematika : mistar-sorong, busur derajat,dll
Alat optic
Peralatan music : biola, piano, seruling, harpa, dll
Angkutan dan mesin- mesin: pompa hidrolik, pemintal kapas, motor listrik, alat tenun, dll
Bagian marakit gedung (konstruksi bangunan)

5. Mock-up
Mock-up adalah suatu penyederhanaan susunan bagian pokok dari suatu proses atau system yang lebih rumit. Susnan nyata dari bagian- bagian pokok itu diubah sehingga aspek-aspek utama dari suatu proses mudah dimengerti siswa.
Contoh :
Prinsip – prinsip : tenaga pemecah nuklir, penggunaan susunan perngkap tikus, tenaga dorong jet, dll
System- system : penyaringan air minum, system irigasi, pencernaan, dan peredaran darah.

6. Diorama
Diorama adalah pemandangan sebenarnya tiga dimansi mini bertujuan untuk menggambarkan.pemandangan yang sebenarnya. Diorama biasanya teerdiri atas bentuk sosok atau objek-objek ditempatkan di pentas yang berlatar belakang lukisan yang sesuai dengan penyajiannya. Diorama sebagai media pengajaran terutama berguna untuk mata pelajaran ilmu bumi, ilmu hayati, sejarah bahkan dapat diusahakan pula untuk berbagai macam mata pelajaran.
Contoh :
Peristiwa sejarah : Pertempuran
Ilmu bumi : interior pada gua
Hasil produksi : pabrik dan perindustrian
Adegan cerita : sandiwara seseorabg yang sedang memburu sekor itik dibalik semak.
Dalam penerapannya, masing – masing media juga mempunyai kelemahan dan kelebihan
Kekurangan dan Kelebihan Media Visual Diam
1. Ukuran
Kesulitan mempelajari obyek-obyek yang terlalu besar atau luas, sehingga tidak dapat diamati secara menyeluruh. Sebaliknya obyek-obyek yang terlalu kecil tidak dapat diamati oleh mata dengan baik dapat diatasi dengan menggunakan model. Untuk obyek yang terlalu besar dan luas dibuat model sederhana yang diperkecil, obyek yang terlalu kecil digunakan model perbandingan yang diperbesar.

2. Waktu,
Dengan menggunakan model, guru dapat menghadirkan kenyataan waktu lampau yang tidak dapat kita jangkau dengan memproyeksikan ide atau hal yang akan datang yang tidak dikenal siswa secara kongkret.

3. Tak terjangkau secara fisik
Obyek-obyek yang terlalu jauh dan terlalu banyak memakan biaya yang diperlukan, bisa diganti dengan menggunakan model-model dari obyek tersebut.

4. Kenyataan-kenyataan yang tidak berguna
Banyak obyek atau benda yang sebenarnya yang dengan mudah kita jangkau, tetapi tidak memberi keterangan yang mewadahi.
5. Proses
Dengan model-model obyek kita dapat memperhatikan proses kerja dari obyek-obyek yang besar dan luas.
Sesuai dengan karakteristik bentuknya, media tiruan atau model memiliki beberapa keuntungan penggunaan sebagai berikut:
(1) Model berbentuk tiga dimensi
(2) Dengan adanya perubahan ukuran, model lebih mudah dipelajari.a
(3) Bagian-bagian tidak penting dihilangkan/siswa fokus pada bagian penting saja
(4) Dapat menunjukkan struktur bagian dalam suatu benda.
(5) Memiliki kekongkretan yang tak langsung

0 Response to "Model atau Tiruan sebagai Media Pembelajaran"

Posting Komentar